Macan dan Universitas Terbuka
Inovasi Pendidikan Tinggi Jarak Jauh untuk Indonesia Berprestasi
“Suatu pagi, dari Gunung Merapi turunlah seekor macan dan masuk ke kampus yang bercat biru. Waktu itu belum ada dosen dan mahasiswa yang nampak di jalanan. Si macan langsung menyusup ke laboratorium. Di dalamnya kebetulan John John, seorang dosen yang mengajar ekologi, sejak subuh sudah asyik meneliti tabung-tabung beracun. Waktu ia melihat macan itu mendekat….”
“Terjadi perkelahian?” tanya cukong.
“Tidak,” jawab si rekan. “Ini film intelektual. Jadi antara si macan dan John John terjadi diskusi. Yaitu tentang perataan pendapatan. Dan last but not least, tentang pendidikan universitas karena macan itu sebetulnya ingin jadi mahasiswa Gadjah Mada. Ia ingin belajar ekonomi, filsafat, ekologi, hukum tata negara, psikologi sosial, statistisk, kebatinan. Tapi John John meyakinkannya bahwa itu mustahil. Harus pilih fakultas, lalu jurusan, karena ilmu di sekolah tinggi tak bisa dicari seperti makanan di hutan belukar. Di universitas, ilmu telah jadi makanan kalengan dan rasanya seperti jamu sariawan, apalagi jika dosennya payah.”